Disclaimer : Story and plot is mine. kalau ada kesamaan cerita, alur dan judul itu hanya kebetulan. So, don't copas, don't post it in other site without my permission.
prolog!
Seoul, 2016
Seorang
pria duduk di depan piano tua berwarna hitam, terdiam cukup lama sebelum akhirnya
jari-jarinya lentiknya menari di atas tus piano tua itu. Kiss the rain mengalun merdu di tangannya. Permainannya sungguh
mengagumkan membuat siapa saja terkesima mendengarnya. Lelaki itu terus
mengiring jari-jarinya di atas tus piano walau matanya kini terasa berat.
Perlahan, cairan bening berhasil lolos dari matanya. Lelaki itu menangis.
Bukankah tabuh bagi seorang lelaki untuk menangis? Tapi bagi lelaki itu mungkin
tidak.
Bahunya
terguncang hebat menandakan rasa sakit yang di deritanya teramat dalam.
Tangisannya semakin pecah begitu juga air matanya yang mengalir semakin deras.
Tanpa menyekanya dia terus melanjutkan permainannya. Kiss the rain mengalun sedikit berbeda dari versi aslinya, versi
lelaki itu lebih mendayu-dayu dan sedikit lambat. Kesedihan, kesakitan, emosi
dalam setiap ketukkan nya tergambar begitu jelas. Dia berhasil memasukkan
jiwanya yang rapuh dan hampa di dalamnya,
menunjukkan sisi melankolis dirinya.
Perlahan,
pengelihatannya mulai mengabur bukan karena cairan bening yang membanjiri
matanya tapi karena kesadarannya yang mulai menghilang.
Permainannya
selesai begitu juga dengan dirinya. Kesadarannya menghilang. Lelaki itu
menjatuhkan kepalanya di atas tus-tus piano menghasilkan suara tak beraturan
yang memekakan telinga. Sebelum kesadarannya benar-benar menghilang dia sempat
mendengar derap langkah terburu-buru menghampirinya, meneriakkan namanya dengan
nada kekhawatiran. Dia tersenyum, tersenyum begitu damai dan mulai memejamkan
matanya.
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar